|

George Hormat

George telah terlibat dalam aktivitas pengorganisasian dan advokasi masyarakat semenjak mahasiswa di Institut Teknologi Bandung. Ia dipenjara pada 2001, dituduh bertanggung jawab atas unjuk rasa puluhan ribu buruh di Jawa Barat yang berujung chaos, yang senyatanya ia baru terlibat pada unjuk rasa keesokan harinya. Bebas dari penjara, George bergabung di kepemimpinan pusat Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia.

Kembali ke kampung halaman, Nusa Tenggara Timur, George terlibat dalam penguatan dan pembentukan serikat-serikat petani. Salah satunya adalah Serikat Petani Manggarai. Ia memimpin perjuangan petani melawan kebijakan pembabatan tanaman kopi oleh pemerintah yang mengklaim sepihak kawasan perkebunan rakyat sebagai wilayah hutan pemerintah. Ia juga terlibat pengorganisasian Serikat Rakyat Miskin di Kota Kupang yang memperjuangkan hak atas lahan pemukiman.

Keterlibatan George secara profesional dalam advokasi dan pemberdayaan masyarakat serta isu pembangunan lebih banyak sebagai konsultan. Di Perkumpulan PIKUL ia banyak memfasilitasi visioning dan strategic planning aktor-aktor perubahan sosial dan komunitas-komunitas. Ia menulis buku Mencipta Kenyataan Baru: Panduan Visioning Pemenuhan Hak Dasar Komunitas dengan Pendekatan Appreciative Inquiry. George juga mengelola Majalah Inisiatif, terbitan reguler Perkumpulan PIKUL. Di Save the Children, George konsultan publikasi majalah Sobat Cilik di bawah program School for Change. Bersama World Vision, George menjadi konsultan studi rantai nilai dan pasar komoditas vanili, kemiri, dan gula lontar di Kabupaten Rote, Alor, Kupang, dan Timor Tengah Utara, bagian dari program Moringa yang didukung DFAT Australia.

George terlibat cukup panjang dalam program internasional peningkatan pendapatan petani. Salah satunya sebagai Project Coordinator di Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah untuk program kerjasama pemerintah Australia-Indonesia yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani dengan pendekatan Making Market Work for The Poor.

Setelah pekerjaannya bersama International City/County Management Association (ICMA) di Manggarai Barat dan bersama The Asia Foundation dalam program USAID ERAT berakhir, George segera menggalang individu-individu dengan kapasitas terbaik dari beragam latar belakang untuk membangun wadah ekonomi solidaritas, Koperasi Multi Pihak Nelayan Tani Ternak Mandiri. George yakin, pengentasan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur bisa diwujudkan melalui kolaborasi beragam aktor untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas usaha pertanian dengan pendekatan bisnis yang fair, sustain, dan terintegrasi dari hulu ke hilir.

Untuk lebih mengenal pemikiran George, baca blog-nya omgege.com.

Similar Posts